Harga minyak naik tipis pada hari Kamis karena para pedagang menilai pengetatan pasokan minyak mentah bersama dengan tarif baru AS dan dampaknya yang diharapkan terhadap ekonomi dunia.
Minyak mentah Brent naik 24 sen, atau 0,3%, menjadi $74,03 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 27 sen menjadi $69,92.
Pada hari Rabu, harga minyak naik sekitar 1% ke level tertinggi sejak Februari.
Pelaku pasar mempertimbangkan meningkatnya risiko perang dagang. Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya pada hari Rabu untuk menerapkan tarif 25% pada mobil dan truk ringan impor yang berlaku minggu depan, sementara tarif pada suku cadang mobil dimulai pada tanggal 3 Mei.
"Hambatan terbesar untuk minyak saat ini adalah kekhawatiran tentang tarif, dan tarif dapat memperlambat permintaan," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Trump pada hari Selasa memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada calon pembeli minyak mentah Venezuela.
Reliance Industries (NSE:RELI) India, operator kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia, akan menghentikan impor minyak Venezuela setelah pengumuman tarif tersebut, kata beberapa sumber pada hari Rabu.
Bank Asia DBS tidak memperkirakan harga akan kembali ke level yang lebih tinggi seperti yang terlihat pada awal tahun 2025 karena ketidakpastian atas kebijakan AS dan prospek perang tarif membebani permintaan, kata kepala tim sektor energi bank tersebut, Suvro Sarkar.
Data tentang persediaan minyak mentah AS pada hari Rabu menunjukkan persediaan AS yang lebih ketat, karena stok turun sebesar 3,3 juta barel minggu lalu dibandingkan dengan ekspektasi penarikan 956.000 barel.
Sementara itu, jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran menurun minggu lalu.(Cay)
Sumber: Investing.com