Pasangan USD/JPY bergerak turun mendekati 151,90 pada sesi Amerika Utara hari Rabu (19/2). Aset bergerak turun meskipun Dolar AS (USD) diperdagangkan lebih tinggi, dengan Indeks Dolar AS (DXY) naik mendekati 107,20.
Greenback menguat karena sentimen pasar berubah sedikit hati-hati akibat ancaman tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pada hari Selasa, Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 25% pada impor mobil asing, farmasi, dan semikonduktor. Trump tidak memberikan kerangka waktu dengan maksud untuk memungkinkan produsen lokal meningkatkan kapasitas operasi.
Pelaku pasar memperkirakan Jerman, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan India akan menjadi korban utama dari ancaman tarif terbaru Trump.
Sementara itu, investor menunggu risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk pertemuan bulan Januari, yang akan dipublikasikan pada pukul 19:00 GMT. Dalam pertemuan bulan Januari, The Fed mengumumkan jeda dalam siklus ekspansi moneternya setelah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin (bps) dalam tiga pertemuan terakhir tahun 2024. Ketua The Fed Jerome Powell mengarahkan bahwa penyesuaian kebijakan moneter akan menjadi tepat ketika para pejabat akan melihat "kemajuan nyata dalam inflasi atau setidaknya beberapa pelemahan di pasar tenaga kerja".
Di sisi Jepang, para pelaku pasar akan fokus pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) Nasional untuk bulan Januari, yang akan dirilis pada hari Kamis. Para ekonom memperkirakan CPU Nasional tidak termasuk Makanan Segar akan meningkat menjadi 3,1% dari 3% pada bulan Desember. Data inflasi yang tinggi akan meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.(Newsmaker23)
Sumber: FXstreet