Pernyataan anggota dewan Bank of Japan (BOJ) Naoki Tamura pada hari Kamis (6/2) telah menyebabkan kenaikan yen, karena ia menyarankan suku bunga harus mencapai setidaknya 1% pada paruh kedua tahun fiskal yang dimulai pada bulan April 2025. Tamura, yang dikenal karena sikapnya yang agresif, mengindikasikan bahwa BOJ harus bertindak dalam menanggapi tekanan inflasi yang meningkat dari kenaikan biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Pernyataan Tamura telah memicu ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga jangka pendek, dengan yen menguat terhadap dolar, yang jatuh ke level terendah dua bulan di 151,81 yen. Lebih jauh, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) dua tahun naik menjadi 0,765%, level yang tidak terlihat sejak Oktober 2008, karena pasar sekarang memperkirakan sekitar 50% peluang kenaikan suku bunga pada bulan Juli.
Anggota dewan yang beraliran agresif itu menggarisbawahi bahwa perusahaan dan rumah tangga kemungkinan sudah memiliki ekspektasi inflasi pada target BOJ sebesar 2%. Namun, ia menekankan perlunya BOJ untuk secara hati-hati mengatur waktu kenaikan suku bunganya guna menghindari kejutan bagi publik yang terbiasa dengan suku bunga yang sangat rendah. "Mengingat bahwa suku bunga jangka pendek seharusnya berada pada 1% pada paruh kedua tahun fiskal 2025, saya pikir Bank perlu menaikkan suku bunga secara tepat waktu dan bertahap," kata Tamura dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis di Nagano.
Pidato Tamura disampaikan setelah BOJ menaikkan suku bunga bulan lalu menjadi 0,5%, tertinggi sejak krisis keuangan global 2008, yang menandakan keyakinannya bahwa Jepang berada di jalur yang tepat untuk mencapai target inflasi 2% secara berkelanjutan. Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah mengindikasikan keinginan untuk terus menaikkan suku bunga jika kenaikan upah mendukung konsumsi dan kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga, meskipun ia belum menentukan suku bunga netral untuk Jepang.
Pernyataan anggota dewan tersebut juga mengikuti data terkini yang menunjukkan kenaikan upah yang meluas, termasuk survei yang dirilis pada hari Rabu yang menunjukkan kenaikan gaji pokok yang stabil pada bulan Desember. Pergeseran dinamika upah ini menandai peralihan dari kebijakan stimulus agresif mantan Gubernur Haruhiko Kuroda, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.(Newsmaker23)
Sumber: Investing.com