Yen Jepang (JPY) melemah terhadap mata uang Amerika untuk hari kedua berturut-turut pada hari Selasa(10/12) dan mengangkat pasangan USD/JPY ke level tertinggi dalam satu minggu, di atas pertengahan 151,00 selama sesi Asia pada hari Selasa.
Ketidakpastian mengenai seberapa cepat Bank of Japan (BoJ) dapat menaikkan suku bunga lagi membuat para investor JPY bersikap defensif. Lebih jauh, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS semalam dari level terendah bulan Oktober melemahkan JPY yang berimbal hasil lebih rendah.
Selain itu, pemulihan Dolar AS (USD) pasca-NFP dari level terendah hampir satu bulan, didukung oleh ekspektasi terhadap Federal Reserve (Fed) yang kurang dovish, bertindak sebagai pendorong bagi pasangan mata uang tersebut.
Meskipun demikian, nada risiko yang lebih lunak, kekhawatiran bahwa rencana tarif Presiden terpilih AS Donald Trump dapat memicu gelombang kedua perang dagang global, dan ketegangan geopolitik membantu membatasi kerugian yang lebih dalam bagi JPY yang merupakan aset safe haven. Para pedagang mungkin juga menahan diri untuk tidak memasang taruhan agresif di sekitar pasangan USD/JPY dan memilih untuk menunggu rilis angka inflasi konsumen AS terbaru, yang akan dirilis pada hari Rabu.
Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang penting akan dicermati untuk mendapatkan petunjuk baru tentang jalur pemangkasan suku bunga Fed. Hal ini, pada gilirannya, akan mendorong permintaan USD dan memberikan dorongan yang berarti bagi pasangan mata uang tersebut menjelang risiko peristiwa utama bank sentral minggu depan.(Azf)
Sumber: FXStreet