AUD/USD

Dolar Australia Melemah Akibat Pemangkasan Suku Bunga

Dolar Australia (AUD) melanjutkan penurunannya terhadap Dolar AS (USD) untuk hari keempat berturut-turut pada hari Kamis (30/1). Namun, pasangan AUD/USD menguat setelah rilis Indeks Harga Ekspor. Data dari Biro Statistik Australia menunjukkan harga ekspor naik sebesar 3,6% kuartal ke kuartal pada Q4 2024, membalikkan penurunan 4,3% pada Q3 dan menandai kenaikan pertama sejak Q4 2023.

Indeks Harga Impor Australia naik sebesar 0,2% QoQ pada Q4 2024, bangkit kembali dari penurunan 1,4% pada Q3 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar penurunan 1,5%. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh melonjaknya harga Emas, yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada bulan Oktober karena investor mencari aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung.

ANZ, CBA, Westpac, dan sekarang National Australia Bank (NAB) semuanya mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dari Reserve Bank of Australia (RBA) pada bulan Februari. Sebelumnya, NAB telah memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Mei tetapi sekarang telah memajukan proyeksinya ke pertemuan RBA bulan Februari.

Meredanya tekanan inflasi menjelang akhir tahun 2024 telah memicu spekulasi bahwa Reserve Bank of Australia dapat mempertimbangkan penurunan suku bunga pada bulan Februari. RBA telah mempertahankan Official Cash Rate (OCR) pada 4,35% sejak November 2023, menekankan bahwa inflasi harus "berkelanjutan" kembali ke kisaran target 2%-3% sebelum pelonggaran kebijakan apa pun.

Pasangan AUD/USD melemah karena Dolar AS (USD) menguat secara luas. Federal Reserve AS (Fed) mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu, seperti yang diharapkan, tetapi memberikan sedikit indikasi potensi penurunan suku bunga tahun ini, yang memperkuat kekuatan USD.

Para pedagang tengah menunggu rilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal keempat, yang dijadwalkan pada hari Kamis. Konsensus pasar memperkirakan perlambatan pertumbuhan PDB tahunan, dengan perkiraan sebesar 2,6%, turun dari sebelumnya 3,1%. Kekhawatiran inflasi masih berlanjut, dengan Indeks Harga PDB Q4 diperkirakan naik menjadi 2,5%, naik dari 1,9%.(AL)

Sumber: FXstreet

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time