Harga perak (XAG/USD) melonjak tajam mendekati $32,50 pada sesi Eropa hari Selasa (11/3). Logam putih menguat karena Dolar AS (USD) menghadapi aksi jual tajam, dengan investor bersikap hati-hati terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat (AS) akibat agenda tarif Presiden Donald Trump. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, merosot mendekati 103,35, level terendah yang terlihat dalam empat bulan. Dolar AS yang lebih rendah membuat logam mulia, seperti Perak, lebih menarik bagi investor.
Pelaku pasar khawatir bahwa kebijakan tarif oleh Presiden Trump akan mengakibatkan perlambatan ekonomi di AS. Pada hari Jumat, Trump berkata, "Ada masa transisi karena apa yang kita lakukan sangat besar." Secara historis, periode transisi mengakibatkan turbulensi ekonomi dalam jangka pendek. Tanda-tanda meningkatnya ketegangan ekonomi meningkatkan permintaan safe haven untuk logam mulia, seperti Perak.
Sementara itu, investor menunggu data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk Februari, yang akan dirilis pada hari Rabu. Investor akan mencermati data inflasi AS karena akan memengaruhi spekulasi pasar terhadap prospek kebijakan moneter Federal Reserve (Fed). Data IHK AS diperkirakan tumbuh lebih lambat. Tanda-tanda perlambatan tekanan inflasi akan meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Fed akan memangkas suku bunga dalam pertemuan kebijakan bulan Mei. Kemungkinan Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Mei telah meningkat menjadi 51% dari 37% sehari yang lalu, menurut alat CME FedWatch. Skenario suku bunga yang lebih rendah menjadi pertanda baik bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Perak.(Newsmaker23)
Sumber: FXstreet