US DOLLAR

Dolar Bertahan di Tertinggi Dua Bulan Jelang Pidato Powell

Dolar AS berada pada level tertingginya dalam dua bulan pada hari Jumat (25/8), di jalur kenaikan minggu keenam berturut-turut karena pasar menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk mengukur jalur kebijakan moneter.

Investor akan menganalisis pidato Powell mengenai kebijakan moneter di Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole pada pukul 10:05 waktu bagian Timur AS (1405 GMT) untuk lebih memahami apakah The Fed sudah selesai menaikkan suku bunganya dan berapa lama pihaknya berencana mempertahankan kenaikan suku bunga.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, naik 0,019% menjadi 104,11, level tertinggi sejak 7 Juni. Indeks ini naik 2% pada bulan Agustus dan bersiap untuk menghentikan penurunan dua bulan berturut-turutnya.

Dua pejabat Federal Reserve menyambut baik lonjakan imbal hasil pasar obligasi sebagai sesuatu yang dapat melengkapi upaya bank sentral AS untuk memperlambat perekonomian dan mengembalikan inflasi ke target 2%, sambil juga mencatat bahwa mereka melihat peluang bagus untuk tidak ada lagi kenaikan suku bunga yang dibutuhkan.

Para pengambil kebijakan - Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker dan Presiden Fed Boston Susan Collins - berbicara dalam wawancara terpisah pada hari Kamis.

Data semalam juga menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, karena kondisi pasar tenaga kerja yang tetap ketat.

Data ekonomi yang kuat baru-baru ini telah membantu meredakan kekhawatiran akan terjadinya resesi namun dengan inflasi yang masih di atas target The Fed, para investor khawatir bahwa bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Dalam mata uang lainnya, euro turun 0,17% menjadi $1,0791, sementara sterling berada di $1,2587, turun 0,10% hari ini. Kedua mata uang tersebut berada di posisi terendah dalam dua bulan.

Yen melemah 0,18% menjadi 146,10 per dolar karena mata uang Asia tersebut melampaui tingkat intervensi pemerintah Jepang tahun lalu, membuat para pedagang tetap waspada mencari tanda-tanda pergerakan serupa kali ini.

Dolar Australia turun 0,05% menjadi $0,642, sedangkan dolar Selandia Baru turun 0,02% menjadi $0,592. (Arl)

Sumber : Reuters

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time