GBP/USD bertahan setelah mencatat kerugian dalam dua hari berturut-turut sebelumnya, berkisar di sekitar 1,2590 selama sesi Asia pada hari Kamis. Namun, pasangan ini menghadapi tekanan karena kekhawatiran atas tarif dari Presiden AS Donald Trump memberikan dukungan pada Dolar AS (USD). Trump telah mengonfirmasi bahwa tarif 25% untuk impor farmasi dan semikonduktor akan berlaku pada bulan April. Selain itu, ia menegaskan kembali bahwa tarif otomotif akan tetap sebesar 25%, yang selanjutnya meningkatkan ketegangan perdagangan global.
Pelaku pasar sekarang fokus pada data ekonomi utama AS, termasuk Klaim Pengangguran Awal mingguan, Indeks Ekonomi Utama CB, dan Indeks Manufaktur Fed Philly, yang akan dirilis selama sesi Amerika Utara.
Risalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk pertemuan kebijakan bulan Januari, yang diterbitkan pada hari Rabu, menegaskan kembali keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Januari. Para pembuat kebijakan menekankan perlunya lebih banyak waktu untuk menilai aktivitas ekonomi, tren pasar tenaga kerja, dan inflasi sebelum mempertimbangkan penyesuaian suku bunga. Komite tersebut juga sepakat bahwa tanda-tanda yang jelas dari penurunan inflasi diperlukan sebelum menerapkan pemotongan suku bunga.
Meskipun tingkat inflasi tahunan yang lebih kuat dari yang diharapkan dirilis pada hari Rabu, Poundsterling (GBP) gagal mendapatkan daya tarik. Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari naik 3,0% dari tahun ke tahun, melampaui kenaikan 2,5% pada bulan Desember dan ekspektasi pasar sebesar 2,8%. Angka ini tetap jauh di atas target inflasi Bank of England (BoE) sebesar 2%.
Para pembuat kebijakan BoE sebelumnya telah mengakui bahwa inflasi dapat meningkat dalam jangka pendek karena harga energi yang lebih tinggi sebelum secara bertahap kembali ke tingkat target. Gubernur BoE Andrew Bailey menegaskan kembali awal minggu ini bahwa meskipun inflasi mungkin naik sementara, ia tidak memperkirakan inflasi akan terus berlanjut dan masih melihat tren deflasi bertahap.(Cay)
Sumber: Fxstreet