Euro turun sedikit karena para pedagang mengukur hasil utang di Jerman seputar reformasi fiskal besar, meskipun mata uang tersebut bertahan di sekitar level tertinggi multi-bulan terhadap dolar AS.
Pada pukul 10:12 ET (14:12 GMT), euro telah turun terhadap dolar sebesar 0,3% menjadi $1,0860, tetapi tetap mendekati level tertinggi lima bulan yang dicapai awal minggu ini. Poundsterling turun tipis terhadap dolar menjadi $1,2946.
Para anggota parlemen di Jerman sedang mempertimbangkan dana 500 miliar euro yang diusulkan untuk belanja pertahanan dan infrastruktur, serta pelonggaran terhadap aturan pinjaman yang secara tradisional ketat di negara itu. Rencana tersebut telah diajukan oleh partai-partai yang secara luas diperkirakan akan membentuk pemerintahan koalisi berikutnya di ekonomi terbesar Eropa.
"Beberapa hari yang lalu, Partai Hijau mengatakan pihaknya mengharapkan kesepakatan dengan calon Kanselir Friedrich Merz pada akhir minggu ini," kata analis di ING dalam sebuah catatan kepada klien. "Setelah itu diumumkan, kita bisa melihat kenaikan tajam dalam euro, meskipun pasar sudah hampir sepenuhnya memperhitungkannya." Di tempat lain, indeks dolar, yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang sejenisnya, naik 0,2% menjadi 103,82, karena pasar mempertimbangkan implikasi dari pembacaan harga produsen untuk Februari yang secara tak terduga tidak berubah secara bulanan. Pejabat Federal Reserve kemungkinan akan memantau dengan cermat komponen-komponen dalam angka-angka yang menjadi faktor pengukur inflasi yang disukainya, terutama menjelang pertemuan kebijakan moneter bank sentral mendatang minggu depan. Ketegangan perdagangan internasional yang sedang berlangsung juga menjadi fokus, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200% pada impor alkohol dari Uni Eropa sebagai tanggapan terhadap blok tersebut yang meluncurkan tindakan balasan terhadap pungutan baja dan aluminiumnya.
Investor juga memantau potensi penutupan pemerintah AS setelah Senat Demokrat mengatakan mereka akan memblokir RUU untuk mencegah penutupan pemerintah federal.
"Stabilisasi mungkin akan terjadi untuk saat ini; dalam beberapa minggu mendatang, kami masih melihat risiko kenaikan untuk dolar AS," kata analis di ING.(Cay)
Sumber: Investing.com