EUR/USD bangkit kembali dari level terendah intraday di 1,0270 dan rebound mendekati 1,0350 pada sesi Eropa hari Selasa (4/2). Pasangan mata uang utama ini menemukan permintaan pembeli karena keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menunda tarif untuk Kanada dan Meksiko telah mengurangi daya tarik safe haven Dolar AS (USD).
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, menyerahkan keuntungan intraday-nya dan diperdagangkan pada 108,44 pada saat penulisan, tepat di jalur menuju level terendah hari Senin di 108,40.
Presiden AS Trump menangguhkan pengenaan tarif pada mitra-mitra Amerika Utaranya setelah mereka setuju untuk bekerja sama menghentikan aliran fentanil. Di sisi lain, usulan presiden untuk mengenakan tarif 10% pada Tiongkok masih ada di atas meja, dan terlebih lagi, ia bahkan telah mengusulkan untuk melangkah lebih jauh. "China diharapkan akan berhenti mengirim fentanil kepada kita, dan jika tidak, tarifnya akan jauh lebih tinggi," kata Trump.
Sementara itu, China telah memberikan respons cepat terhadap tarif Trump dengan mengenakan tarif lebih tinggi sebesar 15% untuk Batubara dan Gas Alam Cair (LNG), dan 10% untuk Minyak Mentah, peralatan pertanian, dan beberapa mobil.
Skenario seperti itu menunjukkan bahwa perang dagang tidak akan meluas ke seluruh dunia dan akan tetap terjadi antara AS dan China, yang telah membebani permintaan aset safe haven.
Di sisi ekonomi, Dolar AS akan dipandu oleh serangkaian indikator ekonomi terkait pasar tenaga kerja minggu ini, seperti Data Lowongan Kerja JOLTS, Perubahan Pekerjaan ADP dan Nonfarm Payrolls (NFP), dan angka PMI Jasa ISM AS.
Data pasar tenaga kerja akan memengaruhi spekulasi pasar untuk prospek kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) sepanjang tahun. Saat ini, Fed berada dalam mode menunggu suku bunga hingga melihat adanya "kemajuan riil dalam inflasi atau setidaknya beberapa pelemahan di pasar tenaga kerja".(Newsmaker)
Sumber: FXstreet