Euro menguat pada hari Selasa (3/12), kembali menguat setelah gejolak politik di Prancis membuat para pelaku pasar berebut mencari nilai lindung terhadap perubahan harga lebih lanjut, sementara yuan mencapai titik terendah dalam 13 bulan karena risiko tarif dan pelemahan ekonomi Tiongkok.
Yen, yang telah menguat hampir 4,5% dalam dua minggu terakhir, sedikit melemah terhadap dolar, tetapi tetap mendekati level tertinggi dalam enam minggu, karena para pedagang semakin yakin bahwa Jepang akan menaikkan suku bunga bulan ini.
Euro, yang sebelumnya merupakan mata uang G10 terlemah hingga November, mengawali bulan ini dengan penurunan 0,7% pada hari Senin dan terakhir berada di level $1,0487, karena pemerintah Prancis menuju kehancuran karena kebuntuan anggaran.
Dolar Australia naik 0,4% menjadi $0,6503, membalikkan sebagian penurunan 0,7% pada sesi sebelumnya. Data ekonomi beragam, dengan defisit transaksi berjalan yang lebih besar dari perkiraan diimbangi oleh lonjakan belanja pemerintah yang kemungkinan akan mendorong pertumbuhan.
Yen, satu-satunya mata uang G10 yang menguat terhadap dolar bulan lalu, menyentuh level terkuatnya sejak akhir Oktober pada hari Senin di 149,09 terhadap dolar dan terakhir di 149,89, membuat dolar naik 0,2% pada hari tersebut.
Sementara pasar memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin di Jepang bulan ini hampir 60%.
Pertanyaan utama bagi investor adalah apa yang akan ditunjukkan data ketenagakerjaan AS hari Jumat dan seberapa besar kemungkinan Federal Reserve akan memangkas suku bunga lagi bulan ini. Saat ini, peluang pemangkasan sekitar 70%.
Data lowongan pekerjaan akan dirilis pada hari ini.(ayu)
Sumber: Reuters