Dolar mendekati level terendah satu tahun terhadap mata uang utama pada hari Selasa (18/7), karena investor menunggu katalis baru untuk mengukur apakah greenback memiliki penurunan lebih lanjut setelah laporan inflasi AS yang lebih dingin dari perkiraan minggu lalu.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, turun sedikit ke 99,84 pada awal perdagangan Asia, setelah jatuh ke level terendah sejak April 2022 pada hari Jumat.
Indeks juga mencatat minggu terburuk di 2023 minggu lalu, setelah data menunjukkan inflasi AS mereda lebih lanjut dengan harga konsumen mencatatkan kenaikan tahunan terkecil mereka dalam lebih dari dua tahun, mengurangi tekanan dari Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga.
Terhadap greenback, euro mencapai tertinggi baru 17 bulan di $1,1256, sementara sterling naik 0,15% menjadi $1,3094, tidak jauh dari level tertinggi minggu lalu di $1,3144, juga tertinggi sejak April 2022.
Pasar mata uang sebagian besar menghargai kenaikan suku bunga 25 basis poin dari The Fed pada pertemuan kebijakannya akhir bulan ini, meskipun melihat suku bunga turun pada awal Desember.
Sebaliknya, investor mengharapkan Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris untuk melangkah lebih jauh dalam siklus kenaikan suku bunga mereka.
Di tempat lain, yen Jepang naik tipis menjadi 138,66 per dolar dan tetap lebih dari 4% dari level terendah tujuh bulan yang dicapai bulan lalu.
Bank of Japan (BOJ) mengadakan pertemuan kebijakan moneternya minggu depan, dengan investor menunggu apakah bank sentral akan mulai menghapus sikap kebijakan ultra-dovishnya.
Dalam mata uang lain, dolar Australia memangkas beberapa kenaikan sebelumnya setelah risalah pertemuan kebijakan Juli Reserve Bank of Australia menunjukkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga stabil karena kebijakan jelas membatasi.
Aussie terakhir diperdagangkan naik 0,07% pada $0,6821. (Arl)
Sumber : Reuters
