Harga perak (XAG/USD) diperdagangkan di wilayah positif untuk hari ketiga berturut-turut mendekati $32,50 selama sesi Asia pada hari Jumat. Meningkatnya kekhawatiran tentang kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terus mendukung logam putih tersebut. Para pedagang bersiap untuk Penjualan Ritel AS untuk bulan Januari, yang akan dirilis pada hari Jumat.
Presiden AS Donald Trump berjanji untuk menargetkan negara-negara yang mengenakan pajak atas impor AS dengan menyamakannya dengan tarif timbal balik. Kamis malam, Trump memerintahkan pemerintahannya untuk memulai tugas studi pada awal April, yang memicu kekhawatiran akan perang dagang global, yang meningkatkan aset safe haven seperti Perak.
Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada hari Kamis menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (PPI) naik 3,5% YoY pada bulan Januari, dibandingkan dengan kenaikan 3,3% yang terlihat pada bulan Desember. Angka ini berada di atas ekspektasi pasar sebesar 3,2%. Sementara itu, PPI inti tahunan naik 3,6% YoY pada bulan Januari dibandingkan dengan 3,7% (direvisi dari 3,5%) sebelumnya, mengalahkan estimasi 3,3%.
Laporan tersebut memperkuat pandangan pasar keuangan bahwa Federal Reserve (Fed) tidak akan memangkas suku bunga sebelum paruh kedua tahun ini. Hal ini, pada gilirannya, dapat mendukung Greenback dan membebani harga komoditas berdenominasi USD.
Harga perak memperpanjang kenaikannya menjadi sekitar $32,45 pada sesi Asia hari Jumat.
Kekhawatiran yang terus berlanjut atas perang dagang global mendukung harga Perak.
Inflasi PPI AS lebih tinggi pada bulan Januari..(Cay)
Sumber: fxstreet