Harga minyak turun tajam dalam perdagangan Asia pada hari Kamis (3/4) karena kekhawatiran akan perlambatan permintaan dan resesi global meningkat dalam menghadapi tarif perdagangan yang luas dari Presiden AS Donald Trump.
Minyak sudah mengalami beberapa kerugian minggu ini, karena rebound dari posisi terendah lebih dari tiga tahun kehabisan momentum, sementara ketegangan di Timur Tengah dan antara Rusia dan Ukraina hanya menarik sedikit premi risiko.
Minyak mentah Brent berjangka yang berakhir pada bulan Juni turun 2,5% menjadi $73,11 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate berjangka turun 2,7% menjadi $69,30 per barel pada pukul 22:05 ET (02:05 GMT). Kedua kontrak telah turun sebanyak 3% di awal sesi.
Minyak tertekan oleh data AS yang menunjukkan peningkatan persediaan yang jauh lebih besar dari yang diharapkan, yang memicu kekhawatiran atas melambatnya permintaan bahan bakar di negara tersebut. Fokus juga tertuju pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) yang akan diselenggarakan hari ini, di mana kartel tersebut diharapkan akan menguraikan rencana untuk meningkatkan produksi.
Trump mengumumkan tarif sebesar 10% untuk sebagian besar impor AS, dan mengenakan tarif pada mitra dagang utama yang setara dengan sekitar setengah dari bea yang mereka kenakan pada barang-barang AS.(mrv)
Sumber : Investing.com