ECONOMY

Pertumbuhan Upah di Inggris Tertahan pada Level yang Menyebabkan Inflasi

Pertumbuhan upah di Inggris bertahan pada tingkat yang menurut Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, menjadi penyebab inflasi, meningkatkan tekanan untuk menaikkan suku bunga.

Pendapatan rata-rata per minggu tanpa bonus tetap naik 7,3% dalam tiga bulan hingga Mei setelah angka untuk periode April direvisi naik, kata Kantor Statistik Nasional Inggris pada hari Selasa (11/7). Ekonom memperkirakan perlambatan menjadi 7,1%.

Data ini merupakan dua data penting yang akan membentuk keputusan berikutnya Bank of England tentang suku bunga yang dijadwalkan pada tanggal 3 Agustus.

Laporan tersebut juga menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat tetapi kenaikan yang tak terduga dalam tingkat pengangguran menjadi 4% karena lebih banyak orang mencari pekerjaan, tanda bahwa ketatnya pasar tenaga kerja mungkin mulai melonggar.

Para pembuat kebijakan yang dipimpin oleh Bailey khawatir inflasi masih lebih dari empat kali lipat target mereka sebesar 2%, dengan pekerja menuntut kenaikan upah untuk mengimbangi tekanan pada standar hidup mereka akibat lonjakan harga. Data inflasi dijadwalkan akan dirilis pada tanggal 19 Juli.

Ketatnya pasar tenaga kerja adalah salah satu faktor utama yang memicu inflasi di Inggris, yang pada bulan Mei mencapai 8,7%, lebih tinggi dari negara-negara G7 lainnya. Bailey menggunakan pidatonya di Mansion House pada hari Senin untuk memperingatkan bahwa tekanan upah saat ini terlalu kuat untuk mengendalikan pertumbuhan harga di Inggris.

Lebih dari 500.000 orang keluar dari angkatan kerja Inggris selama pandemi, memaksa perusahaan menawarkan upah lebih tinggi untuk menarik staf yang mereka butuhkan. Bailey telah menyatakan bahwa para pengusaha juga menyimpan pekerja setelah menghadapi kesulitan merekrut, menjaga tingkat pengangguran tetap sangat rendah. (Tgh)

Sumber: Bloomberg

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time