Dolar AS naik pada hari Jumat (2/6) setelah laporan non-farm payrolls bulan Mei menunjukkan jumlah pekerjaan melonjak, sementara para pedagang mempertimbangkan manfaat dari Federal Reserve AS yang mungkin melewatkan kenaikan suku bunga pada bulan Juni.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa gaji di sektor publik dan swasta meningkat sebesar 339.000 pada bulan Mei, jauh melampaui perkiraan rata-rata 190.000 oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Lonjakan bulan Mei mengikuti kenaikan 253.000 di bulan April.
Meskipun perekrutan yang kuat, tingkat pengangguran naik menjadi 3,7% dari level terendah 53 tahun di 3,4% pada bulan April.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam lainnya, terakhir naik 0,435% pada 103,980, di jalur untuk kenaikan persentase harian terbesar sejak pertengahan Mei. Namun, pada minggu ini, dolar tergelincir 0,2%, penurunan mingguan terbesar sejak awal Mei.
Indeks dolar turun 0,62% pada hari Kamis, hari terburuk dalam hampir sebulan, setelah pejabat Fed mengisyaratkan bank sentral akan membatalkan kenaikan suku bunga bulan ini.
Dolar naik 0,8% terhadap yen minggu ini, di jalur kenaikan persentase mingguan terbesar sejak pertengahan Mei.
Sterling naik 0,8% terhadap dolar, dengan laju kenaikan mingguan terbesar sejak akhir April.
Euro terakhir turun 0,45% menjadi $1,07135, turun dari level tertinggi dalam sekitar seminggu setelah dorongan pada Kamis dari Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, yang mengatakan pengetatan kebijakan lebih lanjut diperlukan.
Dolar Australia melonjak setelah badan penetapan upah independen Australia mengumumkan akan menaikkan upah minimum sebesar 5,75% mulai 1 Juli. Dolar Australia naik sebanyak 0,93% menjadi $0,663, terkuat sejak 24 Mei, dan terakhir naik 0,59% versus greenback di $0,661. (Arl)
Sumber : Reuters