Pound menguat terhadap euro pada hari Kamis (9/11) setelah pembuat kebijakan Bank of England (BoE), termasuk Kepala Ekonom Huw Pill, menegaskan kembali kebijakan perlu tetap bersifat restriktif untuk beberapa waktu.
"Kita memerlukan tingkat pembatasan yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama," kata Pill.
Awal pekan ini, Pill mengatakan perkiraan pasar yang mengarah pada penurunan suku bunga pertama pada Agustus 2024 "tampaknya tidak sepenuhnya tidak masuk akal".
Namun pada hari Rabu, Gubernur BoE Andrew Bailey menegaskan kembali bahwa kebijakan moneter perlu tetap bersifat restriktif untuk jangka waktu yang lama.
"Masih terlalu dini untuk membicarakan pemotongan suku bunga," kata Bailey.
Terhadap euro, sterling naik 0,05% menjadi 87,12 pence, namun masih jauh dari level tertinggi tiga minggu di 86,50 yang dicapai pada hari Senin.
Pound terakhir turun 0,2% terhadap penguatan dolar di $1,2259, dan turun dari level tertinggi dua bulan di $1,2428 yang dicapai pada hari Senin.
"Kemarin menyaksikan Gubernur BoE Bailey memberikan sedikit kebijakan terhadap penilaian sebelumnya dari Kepala Ekonom Pill mengenai perkiraan pasar untuk pemotongan BoE pada awal Agustus," kata Jeremy Stretch, kepala strategi FX G10 di CIBC.
Sterling kemungkinan akan melemah menuju level yang terlihat pada bulan Oktober terhadap euro dan bergerak kembali menuju $1,2220 terhadap dolar karena data PDB Inggris pada hari Jumat dapat menunjukkan konsumen tetap enggan berbelanja di tengah pasar tenaga kerja yang moderat, tambah Stretch.
"Kami tetap mewaspadai risiko kerapuhan konsumen," ujarnya. (Arl)
Sumber : Reuters