Dolar turun ke level terendah dua bulan terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu (12/7) menjelang data inflasi penting AS, sementara sterling mencapai level tertinggi dalam 15 bulan dengan harapan Bank of England (BoE) akan terus menaikkan suku bunga.
Data inflasi AS akan dirilis nanti pada hari Rabu, dengan perkiraan harga konsumen inti naik 5% secara tahunan pada bulan Juni. Angka-angka tersebut juga akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kemajuan Federal Reserve dalam memerangi inflasi.
Sebelum rilis data, dolar AS turun ke level terendah dua bulan di 101,45 terhadap sekumpulan mata uang, melanjutkan kerugian dari awal pekan setelah pejabat Fed mengatakan bank sentral sedang mendekati akhir siklus ketat kebijakan moneter saat ini.
Euro naik 0,07% menjadi $1,1018, mendekati level tertinggi dua bulan pada $1,1027 yang tercapai pada hari Selasa.
Di tempat lain, sterling mencapai level tertinggi dalam 15 bulan pada $1,2940 dalam perdagangan awal Asia, didukung oleh spekulasi bahwa Bank of England (BoE) akan harus lebih ketat dalam kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi Inggris yang berjalan pada tingkat tertinggi di antara ekonomi besar lainnya.
Yen Jepang menguat melewati level 140 per dolar pada hari Rabu dan mencapai level tertinggi dalam sebulan pada 139,54 per dolar, didukung oleh ekspektasi bahwa Bank of Japan (BOJ) dapat melakukan penyesuaian pada kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (YCC) yang kontroversial dalam pertemuan yang akan datang bulan ini. (Tgh)
Sumber: Reuters
