Dolar Australia (AUD) menguat pada hari Rabu, dengan pasangan AUD/USD memperoleh daya tarik setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan PMI Jasa ISM yang beragam dan angka Perubahan Ketenagakerjaan ADP yang lebih lemah. Dolar AS (USD) tetap berada di bawah tekanan di tengah kekhawatiran atas perlambatan momentum ekonomi, sehingga membuat Aussie tetap menguat.
Pasca-ISM, data ADP membentuk arus mata uang di tengah peringatan tarif
Tarif AS yang diperbarui atas impor Tiongkok menambah ketegangan pada sentimen risiko global. Pungutan 10% dari Presiden Donald Trump memperparah bea sebelumnya dan potensi pembalasan Tiongkok tetap tinggi, terutama yang mengkhawatirkan bagi mata uang terkait komoditas seperti Aussie, mengingat status Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar Australia.
Di sisi data AS, PMI Jasa ISM menunjukkan ekspansi berkelanjutan di 53,5, sementara laporan ADP mengindikasikan perolehan pekerjaan sektor swasta yang lebih lemah dibandingkan dengan perkiraan. Sinyal-sinyal yang beragam ini membebani Dolar AS, karena para pedagang menilai kemungkinan penyesuaian kebijakan Federal Reserve (Fed) sebagai respons terhadap kemungkinan hambatan ekonomi.
Bank Sentral Australia (RBA) telah menunda pengumuman pemotongan suku bunga lebih lanjut sejak menurunkan Suku Bunga Tunai Resmi sebesar 25 basis poin menjadi 4,10% pada bulan Februari, yang menegaskan kembali kekhawatiran tentang inflasi. Ekspektasi pasar untuk pelonggaran tambahan masih belum pasti, tergantung pada data yang akan datang.
Investor dengan hati-hati mengevaluasi aset-aset berisiko karena pelemahan Dolar AS gagal memicu reli kuat Aussie. Permintaan untuk ekspor komoditas Australia dapat menurun jika konflik perdagangan meningkat. Sementara itu, Aussie mempertahankan beberapa dorongan bullish di belakang Greenback yang lemah.(Cay)
Sumber: Fxstreet