Harga perak (XAG/USD) melanjutkan reli setelah mencatat sedikit kerugian pada sesi sebelumnya, diperdagangkan sekitar $30,20 per troy ounce selama jam Asia pada hari Jumat. Para pedagang sekarang fokus pada data pasar tenaga kerja AS termasuk Nonfarm Payrolls (NFP), untuk wawasan tambahan tentang arah kebijakan Federal Reserve.
Perak yang berharga, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, memperoleh dukungan di tengah ketidakpastian seputar inflasi dan potensi tarif di bawah pemerintahan Presiden terpilih Trump, seperti yang disorot oleh Federal Reserve AS (Fed).
Namun, kenaikan logam yang tidak memberikan imbal hasil dapat dibatasi karena imbal hasil obligasi AS jangka panjang terus meningkat karena pasokan yang besar. Imbal hasil obligasi 10 tahun berada di 4,68%, sedangkan obligasi 30 tahun berada di 4,92% pada saat penulisan. Hal ini dapat dikaitkan dengan Risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang hawkish dari pertemuan bulan Desember.
Risalah Rapat FOMC terbaru menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan Fed menyatakan kekhawatiran tentang inflasi dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan Presiden terpilih Donald Trump. Pejabat Fed mengindikasikan bahwa mereka akan bergerak lebih lambat dalam penurunan suku bunga karena ketidakpastian. Pejabat Fed memperkirakan penurunan yang diharapkan pada tahun 2025 menjadi dua dari empat dalam perkiraan sebelumnya pada pertemuan bulan September.
Meningkatnya ketegangan geopolitik telah mengintensifkan volatilitas pasar, mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti Perak. Pada hari Kamis, empat orang tewas dalam insiden penembakan di Ukraina, dengan pejabat daerah mengaitkan satu serangan dengan militer Rusia dan yang lainnya dengan pasukan Ukraina. Di wilayah Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, dua kematian tambahan terjadi ketika kota Kamyanka-Dniprovska diserang Ukraina, menurut gubernur yang ditunjuk Rusia Yevgeny Balitsky, seperti dilansir Reuters.(Cay) newsmaker23
Sumber: Fxstreet