OIL

Reli Minyak Bergoyang saat Fokus Beralih ke Langkah Tarif AS yang Akan Datang

Harga minyak turun, menghentikan reli bulan lalu saat para pedagang memposisikan diri untuk pengumuman tarif AS yang akan datang.

Brent merosot mendekati $74 per barel setelah sedikit merosot pada hari Selasa. Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan langkah tarifnya pada hari Rabu nanti, dan bea masuk yang luas akan segera berlaku, menurut juru bicara utamanya.

Beberapa proposal dikatakan sedang dipertimbangkan, termasuk sistem tarif berjenjang dengan serangkaian tarif tetap untuk berbagai negara, serta rencana "timbal balik" yang lebih disesuaikan. Langkah-langkah yang luas tetap ada di atas meja bahkan saat pengumuman semakin dekat.

"Kami memperkirakan sikap tunggu dan lihat di pasar minyak hari ini hingga lebih banyak kejelasan muncul pada rencana tarif Trump," kata Arne Lohmann Rasmussen, kepala analis di A/S Global Risk Management. "Yang dimaksud, ada risiko bahwa harga minyak dapat turun hari ini, didorong oleh kekhawatiran bahwa tarif akan secara signifikan menghambat pertumbuhan." Tarif menambah banjir pendorong yang saling bertentangan sejak Trump menjabat. Sanksi mengancam untuk mengekang pasokan dari Rusia dan Iran, bahkan ketika peningkatan produksi oleh OPEC dan sekutunya mulai bulan ini memperburuk kekhawatiran bahwa kelebihan pasokan akan terjadi akhir tahun ini. AS mungkin akan semakin memperketat tekanan pada Rusia. Sekelompok 50 senator Republik dan Demokrat memperkenalkan paket sanksi pada produsen minyak terbesar ketiga dan negara-negara yang membeli bahan bakarnya jika Presiden Vladimir Putin menolak untuk terlibat dalam negosiasi gencatan senjata dengan itikad baik dengan Ukraina, atau melanggar kesepakatan akhirnya. Di tempat lain, American Petroleum Institute yang didanai industri melaporkan persediaan minyak mentah AS naik sebesar 6 juta barel minggu lalu, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Bloomberg. Tingkat di Cushing, Oklahoma — titik pengiriman untuk West Texas Intermediate — naik sebesar 2,2 juta barel, menurut laporan tersebut, yang akan menjadi peningkatan terbesar sejak Januari 2023 jika dikonfirmasi oleh data resmi pada hari Rabu nanti. (Newsmaker23)

Sumber: Bloomberg

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time