Harga emas naik dalam perdagangan Asia pada hari Kamis(13/03) karena inflasi yang lemah di AS mendukung taruhan pemotongan suku bunga, sementara ancaman tarif baru Presiden Donald Trump membuat daya tarik safe haven emas tetap utuh.
Spot Gold naik 0,4% menjadi $2.945,18 per ons, sementara Emas Berjangka yang berakhir pada bulan April naik 0,2% menjadi $2.953,62 per ons pada pukul 00:56 ET (04:56 GMT).
Emas naik karena data inflasi yang mendingin mendukung taruhan pemotongan suku bunga
Indeks Harga Konsumen (CPI) AS meningkat sebesar 0,2% pada bulan Februari, yang menyebabkan kenaikan tahunan sebesar 2,8%, sedikit di bawah yang diantisipasi 2,9% dan turun dari kenaikan 3,0% pada bulan Januari.
Perlambatan inflasi ini telah memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Pasar saat ini memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga tahun ini, dengan penurunan pertama pada tahun 2025 pada bulan Juni, menurut alat Fedwatch.
Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya mengurangi biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, sehingga membuatnya lebih menarik bagi investor.
The Fed dijadwalkan bertemu pada tanggal 18-19 Maret untuk memutuskan suku bunga.
Perang dagang semakin dalam saat Trump mengancam akan mengenakan lebih banyak tarif
Ketidakpastian yang berkelanjutan seputar kebijakan perdagangan AS telah semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Trump pada hari Rabu mengancam akan mengenakan tarif tambahan pada barang-barang Uni Eropa (UE) jika UE melanjutkan rencana tarif balasannya pada produk-produk AS.
Eskalasi ini terjadi tak lama setelah AS menerapkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium, sebuah langkah yang telah membuat hubungan dengan mitra dagang utama menjadi tegang. (Newsmaker23)
Sumber: Investing.com