Yen menguat terhadap dolar untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Selasa (21/11) karena investor bersiap terhadap kemungkinan bahwa Bank of Japan (BoJ) akan memperketat kebijakan moneter tahun depan sementara Federal Reserve melakukan pelonggaran.
Dolar mencapai level terendah sejak pertengahan September di 147,16 yen dan terakhir turun 0,61% di 147,45.
Secara lebih luas, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, jatuh ke level terendah sejak akhir Agustus di 103,17 dan terakhir melemah 0,13% di 103,32.
Foley mengatakan penurunan tajam dolar juga mendorong investor untuk melepas sebagian taruhan mereka terhadap yen. "Dolar melemah, dan saya pikir ini hanyalah petunjuk bagi pasar yang bertaruh pada sejauh mana dolar-yen benar-benar dapat bergerak," katanya.
Imbal hasil (yield) AS telah anjlok karena para investor bertaruh bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunganya tahun depan, setelah terjadi perlambatan inflasi AS pada bulan Oktober.
Hal ini telah menyeret indeks dolar turun dari level tertingginya dalam hampir satu tahun pada awal bulan Oktober, ketika data ekonomi AS secara konsisten mengalahkan ekspektasi.
Imbal hasil Treasury AS bertenor 10-tahun turun untuk sesi keempat pada hari Selasa menjadi 4,39%, setelah jatuh pada hari Senin setelah lelang obligasi 20-tahun yang solid. Ini mencapai level tertinggi dalam 16 tahun di atas 5% pada bulan Oktober.
Euro naik ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus di $1,0966 pada hari Selasa dan terakhir sedikit lebih tinggi di $1,0944.
Sterling naik 0,2% pada $1,253, setelah mencapai level tertinggi dua bulan di $1,254. Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey pada hari Senin mengatakan "terlalu dini untuk memikirkan penurunan suku bunga" di Inggris.
Yang juga membebani mata uang AS adalah reli yuan Tiongkok, yang mencapai level tertinggi dalam hampir empat bulan di 7,13 per dolar.
Bank sentral Tiongkok menetapkan titik tengah rentang perdagangan yuan pada level terkuatnya sejak 7 Agustus. Penetapan mata uang yang kuat terjadi bersamaan dengan laporan Bloomberg News mengenai dukungan yang akan datang untuk sektor properti yang mendorong peningkatan saham, kata ahli strategi National Australia Bank Rodrigo Catril di Sydney.
Elisabet Kopelman, ekonom AS di lembaga pemberi pinjaman SEB, mengatakan: "Selera risiko yang kuat dan spekulasi mengenai penurunan suku bunga di masa depan bukanlah kondisi yang baik bagi dolar, yang berada di bawah tekanan terhadap sejumlah mata uang Asia pagi ini."
Risalah pertemuan terakhir The Fed akan dirilis pada pukul 19.00 GMT (19.00 WIB) dan menjadi berita utama hari ini, bersama dengan pidato Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde. (knc)
Sumber : Reuters