Dolar AS menguat pada hari Senin, karena para investor menilai negosiasi utama antara AS dan Rusia mengenai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina dan kekhawatiran tarif yang masih ada, serta penurunan suku bunga oleh bank sentral Australia.
Pada pukul 07:41 EST (12:41 GMT), indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,4% menjadi 106,99. Indeks tersebut turun lebih dari 1% minggu lalu.
Euro turun 0,3% menjadi $1,05, sementara pound sterling juga turun 0,3% menjadi $1,26.
Para pejabat dari AS dan Rusia mengadakan pembicaraan penting di Arab Saudi mengenai kemungkinan kesepakatan untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun di Ukraina. Namun, baik Ukraina maupun sekutu-sekutunya di Eropa tidak diundang untuk berpartisipasi dalam diskusi tersebut. Kyiv telah menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan damai yang dapat diamankan atas namanya.
"Jika Rusia dan Ukraina akhirnya mencapai kesepakatan damai, dolar mungkin akan mengalami koreksi moderat lagi – tetapi untuk saat ini, pasar kekurangan pendorong bearish [dolar AS] yang nyata dan kami pikir dolar dapat terus pulih hari ini," kata analis di ING dalam sebuah catatan.
Para pedagang juga menantikan rilis risalah Federal Reserve pada hari Rabu dari pertemuan kebijakan terbarunya pada bulan Januari, ketika bank sentral AS menghentikan sementara serangkaian pemotongan kebijakan baru-baru ini dan mengisyaratkan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga lebih lanjut. Para pembuat kebijakan menandai kekhawatiran tertentu seputar dampak yang tidak pasti dari rencana tarif Trump yang luas, yang oleh beberapa ekonom telah diperingatkan dapat memicu kembali tekanan inflasi. (Newsmaker23)
Sumber: Investing.com