Dolar secara umum datar terhadap mata uang utama pada hari Rabu (11/10), karena para pedagang memusatkan perhatian mereka pada rilis risalah Federal Reserve pada hari Rabu dan laporan inflasi utama pada hari berikutnya sebagai petunjuk mengenai jalur suku bunga di masa depan.
Imbal hasil Treasury AS terus merosot, membuat dolar mendekati posisi terendah dalam dua minggu karena pasar mencerna komentar baru-baru ini dari para pengambil kebijakan bahwa The Fed mungkin tidak perlu memperketat kebijakan moneter lebih lanjut.
Investor juga mencermati konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dengan beberapa tanda pergerakan pasar safe haven dalam beberapa hari terakhir.
Patokan imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun turun sepuluh basis poin, melanjutkan penurunan dari hari Selasa setelah aksi jual tajam pada bulan September membuat obligasi menjadi murah.
Indeks dolar - yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama - naik tipis 0,1% menjadi 105,82, setelah turun di awal sesi ke level terendah dua minggu di 105,6. Indeks sempat ditutup melemah dalam lima sesi perdagangan sebelumnya.
Risalah pertemuan kebijakan The Fed bulan September akan dirilis pada hari Rabu.
Pada hari Selasa, Presiden Bank Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bank sentral tidak perlu menaikkan biaya pinjaman lebih jauh, sementara Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan "mungkin" kenaikan lebih lanjut tidak diperlukan.
Sterling sempat naik ke level tertinggi tiga minggu di $1,23035 dan terakhir mendatar di $1,22910. Euro berada di $1,06005, tidak jauh dari level tertinggi dua minggu di $1,06280 yang dicapai pada awal sesi.
Sektor rumah tangga zona Euro memperkirakan inflasi akan tetap sedikit di atas target Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 2% untuk tiga tahun ke depan, berdasarkan survei ECB pada hari Rabu, seiring dengan kesulitan para penentu suku bunga untuk meyakinkan masyarakat bahwa rencana mereka untuk mengendalikan harga sudah berada pada jalurnya.
Bank Sentral Eropa (ECB) telah membuat "kemajuan penting" dalam menurunkan inflasi kembali ke targetnya, namun jalan masih panjang dan kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan, kata kepala bank sentral Belanda Klaas Knot pada hari Rabu. (Arl)
Sumber : Reuters