EUR/USD melanjutkan penurunannya untuk hari kedua berturut-turut, berada di sekitar 1,0650 selama jam perdagangan Asia pada hari Rabu (1/5). Dengan sebagian besar pasar Eropa tutup untuk Hari Buruh, investor mengharapkan keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve (Fed).
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, terus menguat menyusul data Indeks Biaya Ketenagakerjaan yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis pada hari Selasa. Selain itu, pernyataan hawkish dari pejabat Fed, menandakan tidak adanya kebutuhan segera untuk penurunan suku bunga, melemahkan pasangan EUR/USD.
Pada kuartal pertama, Indeks Biaya Ketenagakerjaan AS melonjak sebesar 1,2%, mewakili kenaikan terbesar dalam satu tahun dan melampaui ekspektasi sebesar 1,0% dan angka sebelumnya sebesar 0,9%. Data terbaru ini menggarisbawahi tekanan upah yang ada, yang berpotensi memperbesar dampak inflasi yang terus-menerus terhadap perekonomian AS.
Pedagang diperkirakan akan memantau dengan cermat rilis Perubahan Ketenagakerjaan ADP dan PMI Manufaktur ISM dari Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu, sebelum Pernyataan Kebijakan Moneter The Fed. Rilis data ini kemungkinan akan memberikan petunjuk tambahan mengenai kondisi perekonomian AS saat ini.
Di sisi Zona Euro, Euro gagal mempertahankan kenaikannya meskipun data Zona Euro kuat yang dirilis pada hari Selasa. Produk Domestik Bruto (PDB) Zona Euro meningkat lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3% pada kuartal pertama.
Selain itu, Indeks Harmonisasi Harga Konsumen (HICP) telah menunjukkan pertumbuhan yang stabil dari tahun ke tahun, memenuhi ekspektasi, sementara HICP inti, tidak termasuk harga pangan dan energi, telah melemah namun masih melampaui perkiraan.
Kepercayaan investor tetap kuat terhadap potensi Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan menerapkan penurunan suku bunga pada bulan Juni, karena mayoritas pengambil kebijakan ECB telah menyatakan dukungannya terhadap langkah tersebut. (knc)
Sumber : FX Street