EUR/USD

Dolar Lesu Jelang Data PCE; Ekspektasi Inflasi Zona Euro Menurun

Dolar AS melemah pada Jumat (26/4), menjelang rilis data utama inflasi AS, yang dapat mendorong sentimen pada pertemuan Federal Reserve pekan depan.

Pada pukul 04:55 waktu timur AS (08:55 GMT), Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, diperdagangkan 0,1% lebih rendah pada 105,395, setelah naik ke 106,00 pada hari Kamis.

Dolar Menanti data PCE

Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,6% pada periode Januari-Maret, jauh lebih lambat dari perkiraan sebesar 2,4%.

Meskipun demikian, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa inflasi yang diukur dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 3,7% pada kuartal pertama, mengalahkan perkiraan kenaikan 3,4%.

Sementara \pPara pejabat The Fed telah menyatakan dengan cukup jelas selama beberapa minggu terakhir bahwa mereka masih mengkhawatirkan inflasi, sehingga mendorong pasar untuk mengekang ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.

Perhatian sekarang beralih ke rilis data indeks harga PCE bulan Maret nanti, yang secara luas dipandang sebagai ukuran inflasi terpenting The Fed.

Di Eropa, pasangan EUR/USD naik 0,2% menjadi 1,0746, diuntungkan oleh melemahnya dolar.

Konsumen zona euro melihat inflasi dalam 12 bulan ke depan sebesar 3,0%, sedikit di bawah perkiraan 3,1% pada bulan sebelumnya, menurut Survei Ekspektasi Konsumen ECB.

Ini merupakan angka terendah sejak Desember 2021.

Namun, ekspektasi inflasi untuk tiga tahun ke depan tetap stabil selama empat bulan beruntun di angka 2,5%, di atas target Bank Sentral Eropa sebesar 2,0%.

Sementara ECB berencana menurunkan suku bunga pada bulan Juni namun prospeknya masih suram karena meningkatnya biaya energi, tingginya inflasi jasa, dan berlanjutnya ketegangan geopolitik.

Pasangan GBP/USD naik 0,2% menjadi 1,2532, mendapatkan keuntungan dari pelemahan dolar baru-baru ini.

Di Asia, pasangan USD/JPY naik 0,6% menjadi 156,58, melampaui level 156 ke level tertinggi baru dalam 34 tahun setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunga tidak berubah setelah kenaikan bersejarah di bulan Maret.

Bank sentral juga memperkirakan inflasi yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang, namun juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah, sehingga meningkatkan keraguan mengenai seberapa besar kapasitas yang dimiliki bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga.

Data inflasi indeks harga konsumen yang lebih lemah dari perkiraan dari Tokyo, yang dirilis sebelumnya pada hari Jumat, semakin memicu keraguan terhadap BOJ yang hawkish.

Pasangan USD/CNY naik tipis 0,1% menjadi 7,2466, tetap mendekati level tertinggi lima bulan.

Pasangan AUD/USD naik 0,5% menjadi 0,6552, didukung oleh data inflasi indeks harga produsen Australia yang kuat, yang, ditambah dengan pembacaan CPI yang lebih tinggi pada awal pekan ini, sehingga memicu spekulasi terhadap suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang di negara tersebut.(yds)

Sumber: Investing.com

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time