EUR/USD

Dolar Turun VS Euro seiring Investor Pertimbangkan Jalur Suku Bunga, Dukungan China

Dolar merosot dari level tertingginya dalam 12 minggu pada hari Senin (28/8) setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sementara euro yang sensitif terhadap China naik tipis setelah Beijing mengurangi separuh bea materainya pada perdagangan saham.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, melemah 0,06% pada 104,11, setelah mencapai level tertinggi sejak awal Juni pada hari Jumat. Indeks ini naik lebih dari 2% pada bulan Agustus dan bersiap menghentikan penurunan dua bulan berturut-turut.

Dalam pidatonya yang ditunggu-tunggu di Simposium Kebijakan Ekonomi tahunan Jackson Hole, Powell berjanji pada hari Jumat untuk berhati-hati dalam pertemuan mendatang karena ia mencatat kemajuan yang dicapai dalam mengurangi tekanan harga serta risiko dari kekuatan ekonomi AS yang mengejutkan.

Pasar mengantisipasi kemungkinan 80% bahwa Fed akan tetap bertahan di bulan depan, alat CME FedWatch menunjukkan, namun kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan November kini berada di 51% dibandingkan 33% pada minggu sebelumnya.

Di tempat lain, euro, yang sejauh ini telah turun 1,7% di bulan Agustus, naik 0,14% menjadi $1,0809 setelah Tiongkok mengurangi separuh bea materai pada perdagangan saham dalam upaya terbaru untuk meningkatkan pasar yang sedang kesulitan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Namun mata uang tunggal tersebut berada di dekat titik terendah dalam hampir 11 minggu pada hari Jumat setelah Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menekankan bahwa kebijakan perlu bersifat restriktif.

Menurut data Refinitiv, pasar sekarang terbagi rata mengenai apakah akan ada kenaikan lagi pada tingkat suku bunga sebesar 3,75% di bulan September.

Yen melemah 0,02% menjadi 146,48 per dolar, hanya sedikit dari level terendah dalam sembilan bulan di 146,64 yang dicapai pada hari Jumat karena para pedagang terus mewaspadai tanda-tanda intervensi di pasar mata uang dari otoritas Jepang.

Bank of Japan akan mempertahankan kebijakan ultra-longgarannya saat ini karena inflasi di Jepang masih "sedikit di bawah" targetnya, kata gubernur bank sentral pada hari Sabtu. (Arl)

Sumber : Reuters

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time