ECONOMY

China Meluncur Ke Deflasi Karena Konsumen, Harga Produsen Turun

Harga konsumen dan produsen China turun pada Juli dari tahun lalu, tanda tekanan deflasi karena melemahnya permintaan di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Indeks harga konsumen (CPI) turun 0,3% bulan lalu dari tahun sebelumnya, Biro Statistik Nasional mengatakan Rabu (9/8), sehinggamenandai penurunan pertama sejak Februari 2021. Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan penurunan harga 0,4%.

Harga produsen (PPI) turun selama 10 bulan beruntun, berkontraksi 4,4% pada Juli dari tahun sebelumnya, sedikit lebih buruk dari yang diharapkan. Ini pertama kalinya sejak November 2020 harga konsumen dan produsen mengalami kontraksi.

China mengalami periode penurunan harga yang jarang terjadi karena permintaan konsumen dan bisnis melemah setelah ledakan awal pada kuartal pertama setelah berakhirnya pembatasan pandemi. Kemerosotan pasar properti yang berkepanjangan, anjloknya permintaan ekspor dan lemahnya belanja konsumen membebani pemulihan ekonomi.

Dengan menggunakan deflator produk domestik bruto -- ukuran harga ekonomi secara keseluruhan -- China mengalami deflasi pada paruh pertama tahun ini. Dana Moneter Internasional (IMF) mendefinisikan deflasi sebagai "penurunan berkelanjutan dalam ukuran harga agregat," seperti CPI atau deflator PDB.

Sementara deflasi mendorong Bank Rakyat China (PBOC) untuk menambah stimulus moneter, bank sentral menghadapi beberapa kendala yang membuatnya berhati-hati, termasuk yuan yang lebih lemah dan tingkat utang yang tinggi dalam perekonomian. Analis memperkirakan PBOC akan mengambil langkah moderat untuk melonggarkan kebijakan moneter untuk sisa tahun ini.

Berbeda dengan penurunan sementara harga konsumen pada akhir 2020 dan awal 2021 yang didorong oleh penurunan harga daging babi, kontraksi kali ini didorong oleh faktor jangka panjang seperti penurunan permintaan eksternal dan penurunan properti. Dengan jatuhnya harga ekspor, China akan meneruskan tekanan deflasi ke negara lain melalui perdagangan barangnya yang masif.(yds)

Sumber: Bloomberg

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time