Pasangan USD/JPY turn ke sekitar 152,95 selama sesi Asia awal pada hari Selasa(29/10). Pasangan ini bergerak turun karena Dolar AS (USD) melemah dari level tertinggi hampir tiga bulan pada sesi sebelumnya. Namun, penurunan pasangan ini terlihat terbatas di tengah ketidakpastian seputar susunan pemerintahan berikutnya dan rencana kenaikan suku bunga Bank of Japan (BOJ).
Kekalahan koalisi yang berkuasa di Jepang dalam pemilu meningkatkan ketidakpastian kebijakan politik dan moneter dan mungkin memberikan tekanan jual pada Yen Jepang (JPY). "LDP yang berkuasa dan mitra koalisinya kehilangan mayoritas di majelis rendah, meningkatkan kekhawatiran tentang bentuk dan arah kebijakan pemerintahan berikutnya. Pasar juga telah memangkas sedikit ekspektasi pengetatan BOJ (membantu meningkatkan saham lokal)," kata Kepala Strategi Valas Scotiabank Shaun Osborne.
Keputusan suku bunga BOJ akan menjadi pusat perhatian pada hari Kamis. Hampir 86% ekonom yang disurvei oleh Reuters mengantisipasi bank sentral Jepang tidak akan mengubah suku bunganya pada pertemuan Oktober pada hari Kamis.
Di tempat lain, data yang dirilis oleh Biro Statistik Jepang menunjukkan pada hari Selasa bahwa Tingkat Pengangguran negara itu turun menjadi 2,4% pada bulan September, turun dari pembacaan sebelumnya dan konsensus pasar sebesar 2,5%.
Spekulasi untuk pelonggaran kebijakan yang kurang agresif oleh Federal Reserve (Fed) dapat memberikan beberapa dukungan bagi Greenback dalam waktu dekat. Menurut alat CME FedWatch, para pedagang telah memperkirakan peluang hampir 96,8% dari pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan November dan mengharapkan langkah serupa dalam pertemuan bulan Desember.(ayu) @Newsmaker23
Sumber : FXStreet