Dolar menguat pada hari Senin (2/10) di tengah prospek bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama, sementara yen merosot menuju 150 per dolar dan mendekati level terendah dalam satu tahun, membuat para pedagang mewaspadai intervensi dari otoritas Jepang.
Yen melemah menjadi 149,83 per dolar, yang merupakan nilai terlemah dalam lebih dari 11 bulan, semakin mendekati angka 150 yang diyakini beberapa pedagang dapat mendorong intervensi Tokyo untuk mendukung mata uang tersebut.
Di pasar mata uang yang lebih luas, sterling terakhir melemah 0,4% pada $1,2158, setelah merosot hampir 4% terhadap dolar pada kuartal ketiga.
Euro turun 0,4% pada $1,0535, setelah mengakhiri kuartal sebelumnya dengan penurunan 3%, kinerja terburuk dalam satu tahun, karena perbedaan relatif antara perekonomian AS dan Eropa yang terjadi di pasar mata uang.
Indeks dolar AS kembali ke level tertinggi 10-bulan baru-baru ini di 106,84 dan terakhir di 106,51, setelah mencatat kinerja kuartalan terbaiknya dalam setahun berkat retorika Federal Reserve yang terus-menerus hawkish dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Di tempat lain, dolar Australia turun 0,6% menjadi $0,6395, sementara dolar Selandia Baru melemah 0,4% menjadi $0,5972, karena para pedagang menantikan keputusan suku bunga dari bank sentral masing-masing minggu ini. (Tgh)
Sumber: Reuters