USD/JPY

Dolar Turun dari Tertinggi 10 Bulan, Terbantu oleh Yen Namun Kekhawatiran Intervensi Berlanjut

Dolar turun tajam dari level tertingginya dalam 10 bulan terhadap sejumlah mata uang pada hari Jumat (29/9) di hari perdagangan terakhir kuartal ini, memberikan yen ruang untuk bernafas di tengah kekhawatiran intervensi.

Euro melanjutkan reboundnya, naik lebih jauh dari level terendah bulan Januari di $1,0482, yang jika ditembus akan menjadi level terendah sejak bulan Desember, karena investor mengamati data inflasi zona euro.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sekitar 0,1% di jam-jam Asia menjadi 106,02 dibandingkan dengan penutupan AS, dan lebih jauh dari level tertinggi 10-bulan pada hari Rabu di 106,84. Mata uang ini tetap berada di jalur kenaikan untuk bulan kedua berturut-turut.

Imbal hasil Treasury AS, yang selama ini memberikan dukungan terhadap dolar, turun dari level tertinggi multi-tahun dalam semalam.

Pasar menantikan poin data berikutnya, dimulai dengan data konsumsi pribadi utama AS yang akan dirilis pada hari Jumat. Namun, penutupan sebagian pemerintah akan segera terjadi, yang dapat mempengaruhi rilis data ekonomi.

Presiden Fed Richmond Thomas Barkin bergabung dengan sejumlah pejabat Fed yang berbicara minggu ini, mengatakan pada hari Kamis bahwa tidak jelas apakah perubahan kebijakan moneter lebih lanjut akan diperlukan dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun ada sedikit bantuan, tekanan tetap ada pada yen karena diperdagangkan mendekati 150 per dolar, yang dipandang sebagai potensi pemicu intervensi bagi pihak berwenang. Yen terakhir diperdagangkan pada 149,36.

Inflasi inti di ibu kota Jepang melambat pada bulan September untuk bulan ketiga berturut-turut terutama karena turunnya harga bahan bakar, data menunjukkan pada hari Jumat.

Data terpisah menunjukkan output pabrik datar pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli, sebuah tanda bahwa perusahaan-perusahaan merasakan dampak dari lemahnya permintaan global dan lemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Di tempat lain, euro berada di $1,0579, melanjutkan kenaikannya dari level terendah multi-bulan di $1,0488 pada minggu ini, menjelang data inflasi zona euro yang akan dirilis hari ini.

Sterling naik hampir 0,1% menjadi $1,2223, memulihkan sebagian besar kerugiannya minggu ini setelah jatuh ke $1,2111 pada hari Rabu, level terendah sejak 17 Maret.

Aussie melanjutkan kenaikannya pada hari Jumat, naik lebih dari 0,4% terhadap dolar AS menjadi $0,6456, sementara kiwi mencapai level $0,6006, level tertinggi dalam empat minggu terhadap mata uang AS. (Arl)

Sumber : Reuters

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time