The U.S. dollar stabilized in early European trade Wednesday, as traders cautiously awaited the latest U.S. inflation data, while sterling weakened after the U.K. economy contracted by more than expected in July.
At 03:20 ET (07:20 GMT), the Dollar Index, which tracks the greenback against a basket of six other currencies, traded just higher at 104.377, after falling to a one-week low on Monday.
GBP/USD fell 0.3% to 1.2452, with sterling hit by the news that the U.K. economy contracted by a larger-than-expected 0.5% in July, the biggest drop this year, instead of the monthly drop of 0.2% predicted.
All major sectors of the economy - services, manufacturing and construction - declined in July, the data showed.
The Bank of England is still widely expected to add to the 14 rate hikes since late 2021 when its policymakers meet next week, lifting interest rates to 5.5% from 5.25%.
The economy has not entered recession as feared, wage growth shows few signs of slowing, and official statisticians have sharply upgraded data to show the U.K. recovered earlier from COVID-19 than previously thought.
EUR/USD fell 0.1% to 1.0738, falling back from the one-week high of 1.0777 seen in the previous session.
The European Central Bank meets on Thursday, and traders have started reassessing their positions after a Reuters report indicated that the ECB policymakers expect inflation in the 20-nation eurozone to remain above 3% next year, bolstering the case for a tenth consecutive interest rate increase.
Inflation in Germany, the eurozone's dominant economy, remained above 6% in August, data showed last week, that's three times the ECB's 2% medium term target.
That said, growth in the region is weak, with industrial production in the eurozone expected to have fallen 0.7% on the month in July, according to data due later in the session.
Still, volumes are likely to be thin Wednesday ahead of the release of the U.S. consumer price index later in the session, as this could set the tone for next week's Federal Reserve meeting.
The core CPI, which removes volatile food and energy prices, is expected to cool to 4.3% year-on-year in August from 4.7%, but soaring oil prices point to the headline annual figure climbing to 3.6%, from 3.2% the prior month,
Fed officials have signaled they could pause when they meet next week, having raised rates at 11 of its past 12 meetings, while they assess their progress so far. But inflation remaining sticky could point to the likelihood of further increases before the year ends.
Elsewhere, USD/JPY rose 0.1% to 147.27, with the yen remaining close to 10-month lows as traders try to digest recent comments from Bank of Japan Governor Kazuo Ueda over whether the central bank intends to end its negative interest rate regime in the near future.
Source : Investing.com
==============================================================================
Dolar AS stabil di awal perdagangan Eropa pada hari Rabu (13/9), karena para pedagang dengan hati-hati menunggu data inflasi AS terbaru, sementara sterling melemah setelah ekonomi Inggris mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli.
Pada pukul 03:20 ET (07:20 GMT), Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, diperdagangkan lebih tinggi di 104,377, setelah jatuh ke level terendah satu minggu pada hari Senin.
GBP/USD turun 0,3% menjadi 1,2452, dengan sterling tertekan oleh berita bahwa ekonomi Inggris mengalami kontraksi 0,5% lebih besar dari perkiraan pada bulan Juli, penurunan terbesar tahun ini, dibandingkan penurunan bulanan sebesar 0,2% yang diperkirakan.
Semua sektor utama perekonomian - jasa, manufaktur dan konstruksi - menurun pada bulan Juli, data menunjukkan.
Bank of England (BoE) diperkirakan masih akan menambah 14 kenaikan suku bunga sejak akhir tahun 2021 ketika para pengambil kebijakan bertemu minggu depan, menaikkan suku bunga menjadi 5,5% dari 5,25%.
Perekonomian belum memasuki resesi seperti yang dikhawatirkan, pertumbuhan upah menunjukkan sedikit tanda-tanda perlambatan, dan para ahli statistik resmi telah meningkatkan data secara tajam untuk menunjukkan bahwa Inggris pulih lebih awal dari COVID-19 dibandingkan perkiraan sebelumnya.
EUR/USD turun 0,1% menjadi 1,0738, turun kembali dari tertinggi satu minggu di 1,0777 yang terlihat di sesi sebelumnya.
Bank Sentral Eropa (ECB) akan bertemu pada hari Kamis, dan para pedagang telah mulai menilai kembali posisi mereka setelah laporan Reuters mengindikasikan bahwa pembuat kebijakan ECB memperkirakan inflasi di 20 negara zona euro akan tetap di atas 3% tahun depan, memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga kesepuluh berturut-turut.
Inflasi di Jerman, ekonomi dominan di zona euro, tetap berada di atas 6% pada bulan Agustus, data menunjukkan minggu lalu, yaitu tiga kali lipat dari target jangka menengah ECB sebesar 2%.
Meskipun demikian, pertumbuhan di kawasan ini lemah, dengan produksi industri di zona euro diperkirakan turun 0,7% pada bulan Juli, menurut data yang dirilis sesi ini.
Namun, volume cenderung tipis pada hari Rabu menjelang rilis indeks harga konsumen AS di sesi ini, karena hal ini dapat menentukan arah pertemuan Federal Reserve minggu depan.
CPI inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, diperkirakan akan turun menjadi 4,3% tahun-ke-tahun di bulan Agustus dari 4,7%, namun melonjaknya harga minyak menyebabkan angka utama tahunan naik menjadi 3,6%, dari 3,2% sebelumnya.
Para pejabat The Fed telah memberi isyarat bahwa mereka dapat berhenti sejenak ketika pertemuan mereka minggu depan, setelah menaikkan suku bunga pada 11 dari 12 pertemuan terakhir mereka, sambil menilai kemajuan mereka sejauh ini. Namun inflasi yang masih bertahan dapat menunjukkan kemungkinan kenaikan lebih lanjut sebelum tahun ini berakhir.
Di tempat lain, USD/JPY naik 0,1% menjadi 147,27, dengan yen tetap mendekati posisi terendah 10 bulan karena para pedagang mencoba mengamati komentar terbaru dari Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda mengenai apakah bank sentral bermaksud untuk mengakhiri suku bunga negatifnya di tahun ini. (knc)
Sumber : Investing.com
