US DOLLAR

Dolar Di Jalur Kenaikan Mingguan Terpanjang Sejak 2014, Yuan Anjlok

Dolar menuju kenaikan mingguan terpanjang pada hari Jumat (8/9) dalam sembilan tahun terakhir, didukung oleh data ekonomi AS yang tangguh sehingga mengakhiri siklus kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve dipertanyakan.

Sementara itu, yuan dalam negeri Tiongkok mengakhiri sesi domestiknya pada level terlemah sejak 2007, karena mata uang tersebut berjuang melawan tekanan arus keluar modal dan kesenjangan imbal hasil yang semakin lebar dengan negara-negara besar.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap mata uang utama lainnya, terakhir turun 0,05% di 105 tetapi tetap tidak jauh dari level tertinggi enam bulan di sesi sebelumnya di 105,15.

Indeks berada di jalur yang tepat untuk melanjutkan kenaikannya dalam minggu kedelapan berturut-turut, dan sejauh ini naik 0,7%.

Euro, komponen terbesar dalam indeks dolar, mengalami penurunan selama delapan minggu berturut-turut, dengan mata uang tunggal terakhir naik 0,08% menjadi $1,0704, setelah jatuh ke level terendah tiga bulan di $1,0686 pada hari Kamis.

Sterling menjauh dari level terendah tiga bulan pada hari Kamis dan terakhir dibeli $1,2480, meskipun masih diperkirakan akan mencatatkan kerugian mingguan lebih dari 0,8%.

Yang juga menjadi perhatian para pedagang adalah pelemahan yen, yang stabil di 147,39 per dolar namun tetap berada di sisi yang lebih lemah dari level kunci 145 yang mendorong intervensi oleh otoritas Jepang tahun lalu.

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pada hari Jumat bahwa pergerakan mata uang yang cepat tidak diinginkan dan pihak berwenang tidak akan mengesampingkan opsi apa pun terhadap perubahan yang berlebihan, sebagai peringatan baru kepada investor yang mencoba menjual yen.

Bank of Japan (BoJ) adalah satu-satunya bank sentral besar yang belum menaikkan suku bunga dalam siklus pengetatan global saat ini, meskipun para analis memperkirakan langkah tersebut dapat dilakukan pada tahun ini.

Dolar Australia terakhir naik 0,28% pada $0,6395, namun memperkirakan kerugian mingguan lebih dari 0,8%. (Arl)

Sumber : Reuters

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time