US DOLLAR

Dolar Bertahan Jelang Rilis Data Barang Tahan Lama AS, Data Perumahan

Dolar AS bertahan terhadap mata uang utama lainnya pada hari Selasa (27/6) karena ketegangan memanas di Rusia dan para pedagang melihat ke depan untuk data AS yang dapat menentukan waktu kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Senin bahwa dia membiarkan pemberontakan yang dibatalkan berlangsung selama itu dilakukan untuk menghindari pertumpahan darah, krisis yang mendorong dolar ke level tertinggi 15 bulan terhadap rubel.

Indeks dolar turun 0,22% menjadi 102,510, memangkas kenaikan 0,46% pada hari Senin.

Rubel Rusia melemah 0,41% versus dolar pada 84,75 setelah mencapai level terlemah sejak Maret 2022.

Dolar melemah terhadap yen setelah Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pergerakan tajam dan sepihak diamati di pasar mata uang, mengulangi komentar dari kepala diplomat mata uang pada hari Senin.

Jepang campur tangan untuk meningkatkan yen tahun lalu ketika melemah melewati level 145 per dolar. Yen menguat 0,01% menjadi 143,51 per dolar.

Data AS minggu ini mencakup pesanan baru untuk barang tahan lama, angka perumahan, dan survei konsumen dari The Conference Board dan University of Michigan.

Pelaku pasar mengharapkan Federal Reserve untuk menaikkan tingkat target dana sebesar 25 basis poin pada bulan Juli, namun jalan selanjutnya kurang jelas.

Euro naik 0,28% menjadi $1,09365 jelang pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde di Forum ECB tentang Perbankan Sentral di Sintra, Portugal.

Sterling terakhir diperdagangkan pada $1,2739, naik 0,21% pada hari itu.

Dolar turun 0,40% terhadap yuan China lepas pantai menjadi $7,2151 setelah mencapai level tertinggi 7 bulan. Investor bersiap untuk kemungkinan tindakan dukungan lebih lanjut setelah China kembali dari liburan pada hari Senin.

Bank sentral China menetapkan penguatan harian yuan lebih kuat dari ekspektasi pasar untuk hari kedua berturut-turut pada hari Selasa. Sumber mengatakan bank-bank milik negara telah menjual dolar di pasar valuta asing luar negeri, meningkatkan spekulasi otoritas menjadi kurang toleran terhadap kelemahan yuan. (knc)

Sumber : Reuters

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time