Sterling naik pada hari Selasa (15/8) setelah data menunjukkan upah dasar Inggris tumbuh pada rekornya, sehingga menambah kekhawatiran inflasi Bank sentral Inggris, sementara yuan merosot ke sembilan bulan setelah bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga kebijakan utama untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir.
Sebaliknya, rubel Rusia awalnya menguat setelah bank sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 350 basis poin menjadi 12% pada pertemuan darurat guna mencoba dan menghentikan pelemahan mata uang melewati 100 terhadap dolar setelah seruan publik dari Kremlin untuk pengetatan kebijakan moneter.
Pound terakhir lebih tinggi 0,12% berada pada level $1,2700, setelah naik sebanyak 0,28% menjadi $1,2720 menyusul data yang menunjukkan upah Inggris tidak termasuk bonus lebih tinggi 7,8% dari tahun sebelumnya dalam tiga bulan hingga Juni.
Itu mewakili tingkat pertumbuhan tahunan tertinggi sejak catatan yang sebanding dimulai pada tahun 2001.
Walaupn tingkat pengangguran Inggris tiba-tiba naik menjadi 4,2% dari 4,0% dengan analis menandai kenaikan upah dan pengangguran akan mempersulit BoE untuk memutuskan kenaikan suku bunga di masa depan setelah 14 kenaikan suku bunga secara beruntun.
Di tempat lain, yuan melemah 0,4% menjadi 7,3079 setelah jatuh sejauh 7,3125 per dolar untuk pertama kalinya sejak 4 November dalam perdagangan luar negeri karena PBOC memangkas suku bunga dalam upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi yang tersendat.
Sementara indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya termasuk euro dan sterling, naik tipis 0,06% lebih rendah ke 103,11 setelah menyentuh level tertinggi 1,5 bulan di 103,46 kemarin, yang didukung oleh permintaan untuk aset teraman menyusul serentetan kekecewaan. Indikator ekonomi China yang menimbulkan kekhawatiran akan pertumbuhan global.
Terhadap yen, dolar AS terdorong ke level tertinggi baru sembilan bulan di 145,85.(yds)
Sumber: Reuters