Minyak berada di jalur untuk penurunan kuartalan beruntun pertama sejak 2019 karena kekhawatiran yang berkepanjangan atas prospek permintaan telah membebani harga.
Kontrak berjangka West Texas Intermediate diperdagangkan di bawah $70 per barel setelah ditutup 0,4% lebih tinggi di sesi sebelumnya. Pasar telah menghadapi serangkaian hambatan selama kuartal tersebut, mulai dari pemulihan ekonomi China yang lamban hingga kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral dan pasokan yang kuat dari Rusia.
Itu memuncak dalam nada bearish yang telah berhasil mengalahkan optimisme seputar pemotongan pasokan oleh Arab Saudi atau permintaan musim panas yang kuat. Pemberontakan singkat baru-baru ini di Rusia juga gagal memicu keuntungan yang berarti.
Prospek untuk kuartal ini bervariasi. Ada beberapa optimisme bahwa pasar akan mengetat dan itu akan mendukung harga, tetapi Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan beberapa rekannya mengatakan pada hari Rabu bahwa kemungkinan aka nada kenaikan suku bunga lebih banyak, ukuran yang akan membebani konsumsi energi.
WTI untuk pengiriman Agustus turun 0,3% menjadi $69,67 per barel pada pukul 8:02 pagi di Singapura.
Minyak berjangka hampir 8% lebih rendah untuk kuartal ini.
Brent untuk pengiriman Agustus, yang berakhir Jumat, turun 0,2% menjadi $74,22 per barel.
Minyak berjangka bersiap untuk penurunan kuartalan keempat, rekor terpanjang dalam data sejak 1988.(mrv)
Sumber : Bloomberg
