OIL

Minyak Mentah Stabil; Menuju Pekan Rekor

Harga minyak stabil pada hari Jumat (16/6) setelah kenaikan tajam sesi sebelumnya, dan bersiap untuk menghentikan penurunan beruntun dua pekannya karena optimisme akan permintaan minyak mentah dari kilang China serta melemahnya dolar.

Pada 03:45 waktu timur AS (07:45 GMT), minyak mentah berjangka AS diperdagangkan 0,1% lebih rendah pada $70,55 per barel, sementara kontrak minyak Brent turun 0,1% menjadi $75,61 per barel.

Kedua tolok ukur minyak tersebut melonjak 3%, lompatan terbesar dalam enam pekan terakhir, pada hari Kamis, menempatkan miyak di jalur untuk mencatatkan kenaikan sekitar 1% pekan ini, sehingga mematahkan penurunan selama dua pekan.

Kenaikan ini terjadi setelah data yang dirilis Kamis menunjukkan bahwa throughput kilang minyak China pada Mei naik 15,4% dari tahun sebelumnya, total rekor tertinggi kedua.

Pemulihan ekonomi China dari hantaman COVID telah tersendat, tetapi data ini menunjukkan bahwa permintaan dari kilang negara untuk minyak mentah tetap kuat.

Yang membantu nada tersebut adalah berita bahwa bank sentral China telah memangkas beberapa suku bunga pekan ini. Ini menunjukkan bahwa Beijing bertekad untuk menopang ekonomi dan dengan demikian beberapa stimulus kemungkinan akan meningkatkan aktivitas di negara importir minyak mentah terbesar dunia tersebut.

Yang menambah optimisme pekan ini adalah pelemahan Indeks Dolar AS, yang semalam jatuh ke level terendah lima pekan versus sekumpulan mata uang lainnya di balik beberapa data ekonomi AS yang mengecewakan.

Dolar berada di jalur penurunan mingguan terbesarnya sejak Januari, sehingga membuat minyak, yang didenominasi dalam dolar, lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara Federal Reserve AS menghentikan siklus kenaikan suku bunga selama setahun pada hari Rabu, seperti yang diperkirakan secara luas, tetapi mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga dua kali lagi tahun ini.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia, akan jatuh ke dalam resesi pada paruh kedua tahun ini.(yds)

Sumber: Investing.com

Related News

DISCLAIMER

Seluruh materi atau konten yang tersaji di dalam website ini hanya bersifat informatif saja, dan tidak dimaksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainnya. Kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari para ahli dibidangnya.

World Time